Warga Ancam Tutup Tambang Bawah Tanah

Warga Ancam Tutup Tambang Bawah Tanah

\"KetuaBENTENG, Bengkulu Ekspress - Polemik tambang batubara bawah tanah (underground) yang dilakukan PT Citra Buana Selaras (CBS) di Desa Susup, Kecamatan Merigi Sakti, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) terus bergulir. Bahkan, jika izin tambang itu tidak juga dicabutp hari ini (16/5), ribuanĀ  warga akan kembali mendatangi lokasi tambang dan menghentikan seluruh aktivitas penambangan pada Selasa (17/5) besok. \"Kami ini bukan anti tambang. Akan tetapi, khusus penambangan underground kami tegas menolak, ini harga mati. Jika mau melakukan penambangan, silahkan melakukannya pada permukaan, kita memberikan kesempatan bagi seluruh investor untuk menggali potensi alam yang ada di Kabupaten Benteng,\" tegas ketua Forum Masyarakat Rejang Gunung Bungkuk (FRMGB) Kabupaten Benteng, Nurdin (40) kepada BE, Minggu (15/5) kemarin. Diketahui, jelang penutupan yang dilakukan warga, PemkabBenteng akan memanggil ulang perwakilan warga untuk duduk bersama pihak PT CBS, perwakilan pemprov serta pihak kepolisian di kantor bupati Benteng, sekitar pukul 10.00 WIB hari ini. \"Kami tetap akan meyakinkan bahwa pemerintah harus tetap mencabut izin tambang underground yang akan dilakukan oleh PT CBS itu. Jika permintaan kami ditolak, penutupan pasti akan kami lakukan. Risiko apapun siap kami ambil. Ini dilakukan demi kepentingan bersama untuk menghindari dampak buruk yang akan timbul akibat tambang bawah tanah itu,\" pungkasnya. Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Benteng, Muzakir Hamidi SSos MM menjelaskan, mediasi ini dilakukan bukan tanpa alasan. Melainkan salah satu cara persuasif untuk mencari solusi terbaik. Sehingga para investor tetap bisa menjalankan aktivitas mereka dan masyarakat menjadi tidak terganggu serta mendapatkan lapangan pekerjaan. \"Dari rapat sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bengkulu menyampaikan bahwa legalitas PT CBS dinyatakan lengkap dan akan berakhir pada Maret 2019 mendatang,\" jelas Sekda.(135)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: